Penerapan Manajemen Alergen terhadap Codex Alimentarius versi 2020

Alergi pangan merupakan respon yang dihasilkan kondisi sistem kekebalan tubuh yang memberikan respon berlebihan akibat adanya komponen tertentu pada pangan, dalam hal ini adalah makanan yang kita konsumsi. Gejala alergi makanan berbeda pada setiap orang dikarenakan respon imun yang berbeda antar individu. Sangat dimungkinkan, seseorang dengan alergi yang sama memiliki gejala yang berbeda karena hal tersebut. Berdasarkan Codex 2020 jenis respon kekebalan tubuh dibagi tiga type yaitu imunoglobulin E (IgE) (hipersensitivitas langsung), Non-imunoglobulin E (IgE) (diperantarai sel, atau hipersensitivitas tertunda), dan Mixed imunoglobulin E (IgE) dan Non-imunoglobulin E (IgE). imunoglobulin E (IgE) adalah salah satu zat antibodi yang ada di dalam sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam reaksi alergi (Health Service, 2003).

Kelompok pangan penyebab alergi

FAO (Food and Agriculture Organization) telah mengidentifikasi delapan kelompok pangan sebagai penyebab alergi yang paling umum terjadi di seluruh dunia yaitu susu, telur, kacang tanah, tree nuts, gandum, kedelai, ikan, dan kerang. Selain delapan kelompok pangan penyebab alergi zat aditif yang ditambahkan ke dalam pangan (bahan tambahan pangan/BTP) juga dapat memicu terjadinya reaksi alergi. Di Indonesia, dalam Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, alergen dikategorikan menjadi sembilan dengan tambahan sulfit (pemutih gula) sebagai kategori alergen terakhir.

Bagi FBO (Food Business Operator) untuk menjalakan manajemen alergen yang tertulis di Codex 2020 diperlukan metode pendekatan risk analysis dengan prinsip HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

metode risk analysis prinsip HA

  • Pemisahan fisik bahan makanan yang mengandung alergen di setiap proses produksi, dimulai dari penerimaan bahan baku sampai dengan pengiriman produk jadi. Tujuannya untuk menghindari kontaminasi alergen ke produk lain
  • Edukasi dan pelatihan karyawan mengenai resiko dan manajemen alergen.
  • Pelabelan produk harus ditunjukkan dengan jelas
  • Menerapkan sistem manajemen keamanan pangan dan memenuhi peraturan BPOM

Bagi Konsumen mengetahui manajemen alergen dapat dilakukan dengan mengenal jenis bahan alergen yang menimbulkan reaksi alergi pada tubuh kita sendiri dan peduli untuk melihat dan membaca pada label pangan produk yang akan dikonsumsi. Dalam beberapa kasus yang berkembang alergi dengan tingkat yang parah dapat meyebabkan kematian. Memahami manajemen alergen sangat penting sekali untuk menjaga kesehatan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *